Pada
kali ini topik kita adalah “Dampak globalisasi dalam bidang sosial budaya”
sebelum kita membahas topik, kita harus tahu dulu apa itu dampak ? apa itu
globalisasi dan baru kita akan kita masuk kedalam topik Dampak globalisasi
dalam bidang sosial budaya.
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau
akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya
mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan
internal. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis
dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspekkebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin
mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas
ekonomi dan budaya.
Istilah globalisasi' diambil dari kata globalize yang mengacu pada kemunculan jaringan
sistem sosial dan ekonomi berskala internasional. Istilah ini pertama kali
digunakan sebagai kata benda dalam sebuah tulisan berjudul Towards New Education; kata
'globalisasi' di sini menunjukkan pandangan pengalaman manusia secara
menyeluruh di bidang pendidikan. Istilah serupa, corporate giants (raksasa perusahaan), dicetuskan oleh Charles Taze Russell pada tahun 1897 untuk menyebut
perusahaan-perusahaan besar nasional pada waktu itu. Tahun 1960-an, kedua
istilah tadi mulai dijadikan sinonim oleh para ekonom dan ilmuwan sosial
lainnya. Ekonom Theodore
Levitt diakui secara luas sebagai pencipta istilah kata
'globalisasi' melalui artikelnya yang berjudul "Globalization of
Markets". Artikel ini terbit di Harvard Business Review edisi Mei–Juni 1983. Namun, kata 'globalisasi' sebelumnya
sudah banyak digunakan (setidaknya sejak 1944) dan dipakai oleh beberapa
pengamat sejak 1981. Levitt bisa dianggap sebagai orang yang memopulerkan kata
ini dan memperkenalkannya ke kalangan pebisnis utama pada paruh akhir 1980-an.
Sejak dirumuskan, konsep globalisasi telah menginspirasi sejumlah definisi dan
interpretasi, mulai dari cakupan perdagangan dan imperium besar di Asia dan
Samudra India pada abad ke-15 sampai seterusnya. Karena konsep ini begitu
rumit, banyak proyek penelitian, artikel, dan diskusi yang tetap berfokus pada
aspek tunggal globalisasi.
Cara berpakaianBarat yang identik dengan
liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia
berkiblat pada bangsaBarat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun
perlahan masukdalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok
pendeksudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu diIndonesia
sangat bertentangan dengan budaya dan adat, apa lagi kalaudi masukkan dalam
peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua
aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang
Indonesia.
Dampak
Globalisasi Bidang Sosial Budaya
1. Dampak Negatif Globalisasi Bidang Sosial
Budaya Pengaruh Globalisasi bidang Sosial Budaya yang paling dapat kita
rasakan adalah “ Masuknya Budaya Barat”
(westernisasi). Budaya barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia
khusunya Indonesia yang dianggap Budaya Timur. Di era Globalisasi ini, dengan
mudahnya Budaya Barat masuk melalui media internet, tv, ataupun media cetak
yang kemudian diserap oleh banyak anak-anak muda di Indonesia. Hal ini
saling berkesinambungan dengan pengaruh
buruk lainnya dari globalisasi. Bagi Bangsa Indonesia , Masuknya Budaya Barat dapat
menyebabkan:
-
Aculturasi
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaandalam masyarakat.
Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak
perlahan-lahan berubah menjadi tidakdipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan
memberikan salam dan menciumtangan pada orang tua sudah pudar di kalangan
generasi muda.Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salamdan
mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasimuda sebagian
besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.Memberi salam atau mencium tangan
orang tua sudah tergantikan
oleh “Cipika- Cipiki” yang diperkenalkan
budaya Barat. Padahal ini tida
sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih
mengedepankan etika dalam
bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam
“Cipika - Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.Aculturasi juga ditandai dengan kebiasaan
anggota masyarakatmelanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam
masyarakat kinitelah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan
yangdiajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertaitanggung
jawab.
-
Sikap Meniru
Meniru perilaku yang burukBanyak sekali adegan dalam film Barat yang
tidak sepatutnyadicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antar pelajar
danadegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atausering
ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan salingmengejek Antara sesama
pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita
lihat pada masa-masa lalu tidak adayang namanya tawuran maupun saling mengejek
Antara pelajar diIndonesia.
-
Meniru
IdolaSeseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/actoratau
penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya,setidaknya dalam hal
bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian paraaktris/actor atau penyanyi dari
barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia
bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan
“gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum mudadi
Indonesia, dan tetap diikuti.
-
Cara berpakaian Barat
y yang identik dengan liberalisme, sangat
bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada
bangsaBarat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masukdalam
budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendeksudah mejadi hal yang
lumrah. Padahal berpakaian seperti itu diIndonesia sangat bertentangan dengan
budaya dan adat, apa lagi kalaudi masukkan dalam peraturan agama islam yang
mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini
sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
-
Sekularisme
Sekularisme Merupakan Ideologi yang menyatakan
bahwa sebuah institusiharus berdiri terpisah dari agamaatau kepercayaan. Dalam
kajiankeagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagaisekular.
Hal ini di karenakan kebebasan beragamayang hampir penuhtanpa sangsi legal atau
sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan
politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap
penting didalam sebagian dari negara-negara ini.Selain Masuknya Budaya Barat
yang menjadi akar dari semua dampaknegatif Globalisasi bidang sosial budaya,
-
Individualistis
Dulu sosialisasi
hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah,menyapa tetangga ataupun
mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanyadengan duduk dialam rumah dengan internet,
bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh.
Inilah akardari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi
secaralangsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorangdengan
sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya
-
Pragmatisme
Pragmatisme adalah
sikap yang menilai sesuatu dari untungruginya bagi diri sendiri. Padahal
menolong tanpa pamrih adalah
Pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya
jaman,menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolongdalam
hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yangmenguntungkan
dirinya saja.
-
Materialisme
Materialisme adalah
doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan,kesenangan, dan kekayaan merupakan
satu-satunya tujuan atau nilaitertinggi. materialisme adalah kecenderungan
untuk lebih peduli denganmateri dari pada rohani atau tujuan dan nilai
intelektual.Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar
segalasesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam
kebendaansemata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasialam
indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia. Jika adakata benda berhubungan
dengan kata isme maka artinya adalah pahamatau aliran.Materialisme adalah paham
dalam filsafat yang menyatakan bahwahal yang dapat dikatakan benar-benar ada
adalah materi. Pada dasarnyasemua hal terdiri atas materi dan semua fenomena
adalah hasil interaksimaterial. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai
teori materialismetermasuk paham ontologi monistik. Materialisme berbeda dengan
teoriontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalammemberikan
penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme.Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti :roh,
hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidakada tuhan
(Allah) atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunyaadalah materi
dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitasmateri. Materi dan
aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada PenggerakPertama atau Sebab Pertama.
Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yangkekal. Semua gejala berubah,
akhirnya melampaui eksistensi, yangkembali lagi ke dasar material primordial,
abadi, dalam suatu peralihanwujud yang abadi dari materi.Jadi materialism tidak
mengakui adanya tuhan dan berpikir bahwasemua di dunia ini hanya materi. Ini
bertentangan dengan nilai agama diIndonesia dimana agama mengatakan ada entitas
selain entitas materialyaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta meyakini
adanya tuhan (Allah).
-
Hedonisme
Hedonisme adalah
pandangan hidup atau pola hidup yangmenganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan
materi adalah tujuanutama hidup. Bagi para penganut paham ini,
bersenang-senang, pesta pora, dan berpoya-poya merupakan tujuan utama hidup,
entah itumenyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka
beranggapanhidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati
hidupsenikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidupdijalani
dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari
golongan penganut paham inilah muncul Nudisme(gaya hidup bertelanjang).
Pandangan mereka terangkum dalam pandanganEpikurisyang menyatakan,
"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu,karena besok engkau
akan mati".
-
Konsumerisme
Konsumerisme
merupakan paham dimana seseorang ataukelompok melakukan atau menjalankan proses
konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak sepantasnyasecara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling
sering terjadiseperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian
tersebut tidaksemuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.2.
Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial BudayaBanyak sekali pengaruh
buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh
positif Globalisasi Bidang SosialBudaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin
bagi sebagian banyak orangsudah mengalaminya.a.
Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup,
pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsalain
yang telah maju.
Dampak positif globalisasi antara lain:
1. Semakin terbukanya pasa untuk produk-produk
ekspor, dengan catatan produk ekspor
Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini
bisa mengatasi kelangkaan modal di
Indonesia.
3. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di
bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
KESIMPULAN
Setiap kejadian pasti ada dampak positive dan negative nya , pro dan kontra biasa dalam suatu permasalahan, intinya semua kembali lagi kepada kita bagaimana kita bisa memilih yang pantas yang kita ambil dan ingatlah bahwa “apa yang kita tanam itu yang akan kita petik”
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar